Metode penentuan harga pokok produksi
adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok
produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok
produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel
costing.
- Full Costing
Full costing merupakan metode penentuan
harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke
dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku
variabel maupun tetap.
Menurut LM Samryn, full costing adalah :
“Full costing adalah metode penentuan
harga pokok yang memperhitungkan semua biaya produksi yang terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead tanpa memperhatikan
perilakunya.”14)
Pendekatan full costing yang biasa
dikenal sebagai pendekatan tradisional menghasilkan laporan laba rugi
dimana biaya-biaya di organisir dan sajikan berdasarkan fungsi-fungsi
produksi, administrasi dan penjualan. Laporan laba rugi yang dihasilkan
dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi pihak luar
perusahaan, oleh karena itu sistematikanya harus disesuaikan dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk menjamin informasi yang
tersaji dalam laporan tersebut.
- Variabel Costing
Variabel costing merupakkan metode
penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi
yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik variabel.
Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang
diperhitungkan sebagai harga pokok adalah biaya produksi variabel yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik variabel. Biaya-biaya produksi tetap dikelompokkan
sebagai biaya periodik bersama-sama dengan biaya tetap non produksi.
Menurut Mas’ud Machfoed variabel costing
adalah “ Suatu metode penentuan harga pokok dimana biaya produksi
variabel saja yang dibebankan sebagai bagian dari harga pokok.”15)
Pendekatan variabel costing di kenal
sebagai contribution approach merupakan suatu format laporan laba rugi
yang mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya dimana biaya-biaya
dipisahkan menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak
dipisahkan menurut fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan.
Dalam pendekatan ini biaya-biaya berubah
sejalan dengan perubahan out put yang diperlakukan sebagai elemen harga
pokok produk. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini
banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal oleh karena itu
tidak harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Perbedaan Full Costing dan Variabel Costing
Perbedaan pokok antara metode full
costing dan variabel costing sebetulnya terletak pada perlakuan biaya
tetap produksi tidak langsung. Dalam metode full costing dimasukkan
unsur biaya produksi karena masih berhubungan dengan pembuatan produk
berdasar tarif (budget), sehingga apabila produksi sesungguhnya berbeda
dengan budgetnya maka akan timbul kekurangan atau kelebihan pembebanan.
Tetapi pada variabel costing memperlakukan biaya produksi tidak langsung
tetap bukan sebagai unsur harga pokok produksi, tetapi lebih tepat
dimasukkan sebagai biaya periodik, yaitu dengan membebankan seluruhnya
ke periode dimana biaya tersebut dikeluarkan sehingga dalam variabel
costing tidak terdapat pembebanan lebih atau kurang.
Adapun unsur biaya dalam metode full
costing terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik baik yang sifatnya tetap maupun variabel.
Sedangkan unsur biaya dalam metode variabel costing terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang
sifatnya variabel saja dan tidak termasuk biaya overhead pabrik tetap.
Akibat perbedaan tersebut mengakibatkan timbulnya perbedaan lain yaitu :
- Dalam metode full costing, perhitungan harga pokok produksi dan penyajian laporan laba rugi didasarkan pendekatan “fungsi”. Sehingga apa yang disebut sebagai biaya produksi adalah seluruh biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi, baik langsung maupun tidak langsung, tetap maupun variabel. Dalam metode variabel costing, menggunakan pendekatan “tingkah laku”, artinya perhitungan harga pokok dan penyajian dalam laba rugi didasarkan atas tingkah laku biaya. Biaya produksi dibebani biaya variabel saja, dan biaya tetap dianggap bukan biaya produksi.
- Dalam metode full costing, biaya periode diartikan sebagai biaya yang tidak berhubungan dengan biaya produksi, dan biaya ini dikeluarkan dalam rangka mempertahankan kapasitas yang diharapkan akan dicapai perusahaan, dengan kata lain biaya periode adalah biaya operasi. Dalam metode variabel costing, yang dimaksud dengan biaya periode adalah biaya yang setiap periode harus tetap dikeluarkan atau dibebankan tanpa dipengaruhi perubahan kapasitas kegiatan. Dengan kata lain biaya periode adalah biaya tetap, baik produksi maupun operasi.
- Menurut metode full costing, biaya overhead tetap diperhitungkan dalam harga pokok, sedangkan dalam variabel costing biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periodik. Oleh karena itu saat produk atau jasa yang bersangkutan terjual, biaya tersebut masih melekat pada persediaan produk atau jasa. Sedangkan dalam variabel costing, biaya tersebut langsung diakui sebagai biaya pada saat terjadinya.
- Jika biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atau jasa berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka dan jumlahnya berbeda dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya maka selisihnya dapat berupa pembebanan overhead pabrik berlebihan (over-applied factory overhead). Menurut metode full costing, selisih tersebut dapat diperlakukan sebagai penambah atau pengurang harga pokok yang belum laku dijual (harga pokok persediaan).
- Dalam metode full costing, perhitungan laba rugi menggunakan istilah laba kotor (gross profit), yaitu kelebihan penjualan atas harga pokok penjualan.
- Dalam variabel costing, menggunakan istilah marjin kontribusi (contribution margin), yaitu kelebihan penjualan dari biaya-biaya variabel.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari perbedaan laba rugi dalam metode full costing dengan metode variable costing adalah :
- Dalam metode full costing, dapat terjadi penundaan sebagian biaya overhead pabrik tetap pada periode berjalan ke periode berikutnya bila tidak semua produk pada periode yang sama.
- Dalam metode variable costing seluruh biaya tetap overhead pabrik telah diperlakukan sebagai beban pada periode berjalan, sehingga tidak terdapat bagian biaya overhead pada tahun berjalan yang dibebankan kepada tahun berikutnya.
- Jumlah persediaan akhir dalam metode variable costing lebih rendah dibanding metode full costing. Alasannya adalah dalam variable costing hanya biaya produksi variabel yang dapat diperhitungkan sebagai biaya produksi.
- Laporan laba rugi full costing tidak membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel, sehingga tidak cukup memadai untuk analisis hubungan biaya volume dan laba (CVP) dalam rangka perencanaan dan pengendalian.
Dalam praktiknya, variable costing tidak
dapat digunakan secara eksternal untuk kepentingan pelaporan keuangan
kepada masyarakat umum atau tujuan perpajakan.
0 komentar:
Posting Komentar